Langsung ke konten utama

Aku Kembali

AKU KEMBALI



"Banyak kemajuan..". Jessica butuh waktu tiga bulan untuk memulihkan kondisi tubuhnya. Dia bahkan melakukan yoga sederhana untuk mempercepat pemulihan tubuhnya. 

"Terima kasih dokter..."mata Jessica beralih menatap pintu kaca di arah jam satu. Tidak ada siapapun. Sicca percaya saat seseorang sedang menatap orang lain maka akan muncul suatu energi yang akan dirasakan oleh yang ditatap. 

"Kau melihat apa?'tanya dokter Keira. 

"Tidak,, hanya perasaanku.."kata Jessica seraya menggeleng pelan. 

Nathan berdiri di dekat pintu kaca di mana dia melihat Jessica sedang melakukan fisioterapi. Gadis itu sudah kembali ke kondisinya yang biasa. Nathan tersenyum kecil melihat senyum Jessica tadi. Setidaknya gadis itu sudah mulai menjalani kehidupannya lagi. 

Jessica mengemasi isi tasnya, membetulkan tali sepatunya lalu keluar ruangan. Tak lupa dia mengenakan topi jeans nya bertuliskan Pearl. Eros sempat bersikeras untuk meminta Sukma menemani Jessica, tapi gadis itu menolak dan memilih jalan tengah ditemani oleh supir. 

Sekali lagi Jessica menyapu pandangannya ke lobi rumah sakit. Dia menundukkan kepalanya, tak menemukan yang dia cari. 

"Mau sampai kapan kau menguntitku?"tanya Jessica saat melintasi taman rumah sakit dan menghentikan langkah seseorang. Nathan berbalik pelan, menemukan Jessica dengan setelan training berikut topi. Gadis itu terlihat kurus. Nathan menelan ludah, belum tahu harus bicara apa pada Jessica. Dia mendapati mata Jessica mulai berembun. Tahu tahu, gadis itu berderap ke arahnya dan memeluknya. Kedua tangan Nathan terayun pelan. Dia merasakan Jessica terisak pelan. 

"Kau tahu kalau terakir aku menutup mata yang kulihat adalah dirimu..Kenapa kau lama sekali.."omel Jessica. Nathan tahu kalau Jessica sudah mendengar semuanya dari Eros. Jessica mempererat peukannya, dia tidak tahu kalau rindu rasanya akan seperti ini. Kedua tangan Nathan perlahan memeluk Jessica, tangan kenanya mengelus kepala Jessica.

"Maaf..."itulah kata yang akhirnya terlontar dari mulut Nathan. Untuk beberapa saat dia membiarkan Jessica terisak di bahunya. Jessica rindu pada laki-laki ini. Nathan mengelus kepala Jessica dan sesekali mengusap bahu gadis itu. 

"Aku sudah di sini,, tenanglah..."

Sukma berdiri menatap Jessica memeluk Nathan dari arah pintu lobi utara. Jessica sudah lama menanyakan Nathan yang tak kunjung menjenguknya. Dari sekian banyaknya buket bunga di kamarnya saat dia pulang dari rumah sakit, tidak ada satupun yang berasal dari Nathan. Sukma tersenyum senang melihat keduanya. Sejauh apapun Nathan pergi, sosoknya akan selalu ada di hati Jessica. Ponsel sukma berdering, Eva meneleponnya, mesi Jessica sudah dewasa tetap saja Eva sangatlah perhatian terhadap adik ipanya.

"Ya..dia terlihat sehat dan bahagia, aku senang melihatnya..." kata Sukma seraya berbalik masuk melewati pintu kaca. 

Jessica senang bisa menghirup aroma musk milik Nathan. Seperti biasa, Nathan selalu menyihirnya, sejauh apapun laki=laki itu menghindarinya, Jessica sudah jatuh cinta padanya sejak bertahun-tahun lalu. 

"Berhentilah menangis, beberapa orang mengira aku membuatmu menangis.."kata Nathan saat mendapati beberapa orang mulai melirik mereka dengan tatapan aneh. 

"Kenapa kau jahat sekali padaku...?"isak Jessica. 

"Tidak seperti itu percayalah..."Jawab Nathan, Jessica merasakan kehangatan, dan apa telinganya tidak salah dengar?Nathan memintanya untuk percaya. Jessica mendongak, melepas pelukannya perlahan, menatap Nathan.

"Kau terlihat kurus.."kata Nathan. Jessica melepas topinya sambil menarik nafas panjang, mencoba merapikan helaian kecoklatan yang dikuncir kuda.

"Apa kau tidak punya kata-kata lain selain itu?"gerutu Jessica. Nathan tersenyum simpul, dia sadar bahwa sebenarnya dia masih belum bisa percaya bahwa dia kembali melihat penguntitnya. Tangan Nathan terulur, mengusap pelan rambut Jessica.

"Kak.."

"Pulanglah..bukankah kau harus banyak istirahat?"tanya Nathan seraya menjauhkan tangannya perlahan.

Keduanya berjalan beriringan ke arah parkiran, Nathan seperti biasa, memasukkan sebelah tangannya ke saku celana khakinya sementara Jessica berjalan di sisinya.

"Kau tahu, kalau masih tetap menyukaimu..."kata Jessica seraya menengadah ke arah Nathan.

"Jangan membuang waktumu demi pria sepertiku.."larang Nathan pelan. Jessica menghentikan langkahnya sambil menampilkan wajah tak suka ke arah Nathan.

"Kenapa kau bicara seperti itu?Apa yang harus ku lakukan lagi agar kau menyukaiku?Apa karena kakakku?"desak Jessica.

"Dengarlah...perjalan hidupmu masih panjang, kau masih muda, kau punya banyak sekali kesempatan mengejar impianmu, perbedaan usia kita jelas, kau tahu itu.."terang Nathan. Jessica sudah ingin kembali menangis, dia merasa Nathan agak kalem dibanding sebelumnya, gaya bicaranya sudah seperti kakaknya saja.

"..kenapa sekarang kau terdengar seperti kakakku?"tanya jessica pelan sambil kedua matanya lurus menatap Nathan.

"Jess..."

Sica tahu, satu2nya orang yg memanggilnya jess adalah Nathan dan sica menyukai cara nathan memanggilnya.

Keduanya tiba di depan mazda merah milik sicca. Pak teguh, supir keluarga terlihat berjalan ke arah mereka pelan karena keduanya terlihat membicarakan sesuatu yg serius.

"Kau 22 tahun sekarang, apa kau sudah ada rencana apa yg akan kau lakukan? Melanjutkan s2 di USA ataukah melakukan perjalanan ke Eropa atau Asia atau mengambil kesempatan untuk berkarir di dunia modelling mengingat apresiasimu yg luar biasa terhadap mode?"

"Aku hanya ingin bersamamu.."kata Sicca pelan. Nathan terdiam untuk beberapa detik dan sadar bahwa selama itu dia tidak bisa bernafas.

"Kau mempunyai tanggung jawab yg sama dengan kakakmu di Jaya Mulya.."balas Nathan.

Nathan menghela nafas lalu memasukkan kedua tangannya di saku. Jessica terlihat murung. Nathan sebagai laki-laki memiliki satu pemahaman bahwa tidak semua laki-laki ibgin mendompleng nama keluarga. Bahkan Nathan, jika ingin memilih, Nathan tidak bersedia meneruskan bisnis keluarga. Dan sekarang seorang gadis berkali kali menyatakan menyukainya dimana gadis iti adalah salah satu penerus bisnis keluarga juga. Ada perasaan bergelayut dal hati Natham bahwa dia tidak bisa menjerumuskan orang yg akan menemaninya nanti ke dalam bisnis yg menyakitkan pada dasarnya.

"Pulanglah, kau harus merecharge energimu, kalau kau sudah punya jawaban yg masuk akal, aku akan mendengarkan." Kata Nathan seraya membuka pintu belakang mobil saat pak teguh sudah membuka kunci otomatis.

Dengan langkah enggan, jessica masuk ke dalam mobil. Nathan menutup pintu mobil saat melihat sica sudah duduk di dalamnya. Kaca mobil turun perlahan.

"Apa ini karena kau masih mencintai dia?"tanya jessica pelan. Nathan paham siapa 'dia' yang dimaksud jessica.

"Kau menanyakan seseorang yg sudah tidak ada? "

"Itulah maksudku.."

"Let's see..but you must back to home jess.."

"Makasih mas nathan"kata pak teguh. Nathan melampaikan tangan kanannya pelan seiring menutupnya kaca mobil.

                                       ðŸ’•ðŸ’•ðŸ’•

Petang ini, Eros memenuhi ajakan Nathan mengunjungi suatu tempat. Hanya saja Nathan tidak mau mengatakan kemana tujuan mereka. Nathan mengarahkan mobil masuk le area komplek d2ngan gapura putih di kedua sisinya. Eros bisa menebak kira2 kemana pria disebelahnya akan membawanya.

Nathan mengeluarkan sebuket bunga dari belakang joknya. Lili putih.

"Aku butuh bertahun tahun membujuk ibuku untuk memberitahu dimana peristirahatannya yg terakhir. Dan itu membawaku ke sini. "

Eros mengikuti langkah Nathan menapaki rumput hijau di komplek pemakaman di pinggir Jakarta. Eros menghentikan langkahnya di belakang Nathan saat laki laki itu berjongkok di satu makam dengan nisan tak bernama. Hanya ada tanda salib dan tanggal kepergian si pemilik nisan. Eros mengingat tanggal itu.

Nathan meletakkan buket bunga di atas nisan. Untuk beberapa detik menunduk untuk berdoa. Eros menghela nafas. Pikirannya berkelebat ke kejadian bertahun tahun silam.

"Inilah tempat terakhirnya. Kau dan aku adalah saksi hidupnya. Butuh lama bagiku untuk mengetahui bahwa dia berbaring di sini. Meski begitu, kau tahu kalau dia tidak punya siapa2 bahkan sampai akhir nafasnya. Tapi ibuku..bahkan tidakenggoreskan nama di batu nisannya. "

Eros menepuk bahu nathan perlahan seakan memberi isyarat untuk mengikhlaskan semuanya.

Jessica membuka tabletnya di meja riasnya, membuka satu aplikasi dan muncul sebuah peta dimana satu titik merah berkedip di suatu tempat. mendadak wajahnya muram.

Eros dan nathan duduk di depan meja bar di salah satu club di daerah kemang.

"Aku bertemu adikmu di rumah sakit hari ini.."kata nathan membuka pembicaraan.

"Oh..ya, fisioterapi. Apa dia mulai merajuk?mengingat dia cukup frustasi tidak menemukan buket bunga darimu"

"You know her" jawab nathan singkat. Eros mencerna apa maksud pembicaraan nathan.

"Sepertinya aku jatuh hati pada adikmu,,,"

                                      💕💕💕

Eros mengeraskan genggaman gelas di tangan kanannya saat mendengar pengakuan Nathan. Eros paham bahwa Nathan bicara selayaknya pria dan Nathan cukup terhormat bahwa mengatakan itu pada dirinya lebih dulu.

"Kau melihatnya tumbuh bahkan kau melihatnya saat dia baru saja dilahirkan saat kita berusia sebelas. Kau melihatnya saat dia belajar berjalan dan bahkan kau melihatnya saat dia mengompol di usia satu tahun. Sekarang kau bilang padaku bahwa kau jatuh hati?"papar Eros. Nathan tersenyum getir.

"Aku tahu aku pria seperti apa. Kau pun tahu, tapi aku baru tahu kalau aku pria bodoh yg baru menyadari perasaan itu setelah bertahun-tahun. "Imbuh nathan. Eros menatap kedua mata nathan dan eros menyumpah dalam hati kalau tidak ada dusta di matanya.

"Mungkin kau hanya merasa kasihan padanya, hanya iba padanya.."tolak eros.

"Aku mengerti kalau satu-satunya orang yg tidak masuk dalam kandidatmu adalah aku. Tapi aku tidak bisa menyembunyikan ini darimu."

"Kau tidak berfikir secara jernih" ulas eros.

"Aku baik, ros!"kata nathan penuh penekanan.

"Jangan buatku emosi dengan bualan!"umpat eros seraya mencengkram kerah kemeja nathan dan menatapnya nanar. Nathan meraih tangan eros dan melepaskannya.

"Kau tahu kalau aku serius"bantah nathan. Perlahan cengkraman eros mengendur.

"Aku tidak memaksamu, kau tahu kalau adikmu yang akan memutuskannya. Aku tidak bisa membohonginya lagi, kau harus tahu itu.."kata nathan seraya mengeluarkan beberapa lembar ratusan ribu di atas meja lalu berlalu meninggalkan eros.

Jessica memindahkan beberapa foto ke blognya. Sejak di London, dia rutin posting fotobdi blognya. Dan sekarang dia lebih sering posting foto di instagram, semenjak kepulihannya, followersnya terua bertambah menjadi 35k. Banyak yang menyukai caranya memilih pakaian dan dia menuangkan hal itu ke poatingan fotonya. Dan sudah banyak yang menawarinya endorsment. Beberapa swdang dia baca lewat email dan besok pagi rencananya dia akan bertemu satu pihak yg ingin menyewa jasanya via instagram.

Jessica tahu maksud Nathan bahwa dia tidak bisa selamanya menggantungkan hidup pada Jaya Mulya. Jessica seorang wanita yg nantinya akan mengikuti suaminya. Mendadak dia paham bahwa kata-kata Nathan tidak sepenuhnya jahat. Dia tahu dirinya harus berusaha. Jessica memejamkan matanya. Membayangkan Nathan. Betapa rindunya membuncah saat melihat laki-laki itu.

Esok pagi setelah deal soal endorse fashion stuff, jessica membawa mazdanya ke suatu tempat.

Eros menerima info dari sukma bahwa jessica akan pergi ke suatu tempat setelah pekerjaannya selesai. Hanya saja eros tidak menyangka kalau jessica akan ke sana.

Nathan mengenakan ikat pinggang favoritnya setelah berencana ke kantor lebih siang. Sebuah benda kecil yang tersentuh jarinya membuatnya penasaran. Nathan menarik benda mungil yang menempel erat dan memperhatikannya. Sebuah chip. Nathan berfikir keras bagaimana benda ini ada di ikat pinggangnya dan sejak kapan? Ingatan nathan mundur ke hari hari sebelumnya dan menemukan fakta bahwa hanya gadis itu yang sempat kontak fisik dengannya. Otak Nathan bekerja memahami maksud adanya chip itu. Dengan tergesa dia meraih kunci mobil dan iphone-nya.

Di saat yang bersamaan, Nathan, Jessica dan Eros memacu mobil masing-masing di jalan tol yang masih lengang.

Jessica menenteng sebuah basket berisi bunga mawar peach setelah mencari tahu info kecil di lobi. Sepatu flat peachnya menapaki rumput hijau melewati beberapa patung cupid di kanan kirinya sampai tiba di satu area dimana sebuah nisan tanpa nama bergeming di rerumputan.

Nathan berlari menyusuri koridor tempat lemari-lemari abu orang yang sudah meninggal disimpan. Derap kakinya terdengar di sepanjang lorong. Dan saat dia menarik nafas, matanya disambut hamparan hijau, kepalanya mencari sosok Jessica dan dia menemukannya di kejauhan.

"Aku tahu kau tidak mengenalku. Tapi kita berdua mengenal laki-laki yang sama.."

Samar samar nathan mendengar perkataan jessica. Gadis itu berjongkok di depan nisan Nadya.

Mata jessica mendapati sebuah bunga lili di atas nisan. Dia memejamkan mata.

"Aku datang ke sini untuk memohon padamu agar merelakan dia yang masih ada di dunia ini. Biarkanlah dia memilih. Aku mohon pergilah dari hatinya..."jessica mulai terisak.

Di belakang nathan, eros berdiri melihat kedua orang itu berada di tempat yang sama. Wros melangkah pelan. Mencoba mendengar apa yang dikatakan adiknya.

".....karena aku mencintainya..karena aku butuh dia...please leave him..."isak jessica.

Nathan bergeming di tempatnya. Bahkan Jessica berusaha mencari tahu apa yang menjadi ganjalan Nathan. Nathan tidak menyangka kalau jessica akan melakukan ini. Nathan menarik nafas, berbalik dan bertatapan langsung dengan Eros. Nathan berjalan hampir melewati Eros.

"Kau sudah mendengarnya.."






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Matahari dan Bulan

  Jakarta, 18 November 2023 ''Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya". QS : Yasin ayat 40 Aku tidak terlalu suka cuaca panas, aku melirik ponsel, tertera suhu saat ini 33 derajat celcius. Aku memilih nongkrong di Sedjuk Bakmi dan Kopi, salah satu coffee shop di daerah Kemang. Waktu masih pukul 11.00 Wib saat aku tiba di tempat agak tersembunyi di daerah Kemang Utara ini. Rencananya aku akan bertemu Mr. T hari ini.  Setelah memesan kopi dan camilan, aku mulai membuka laptop, berencana kembali melakukan hal yang aku suka, yaitu blogging. Ada sesuatu yang telah terjadi di November ini, menjelang hari ulang tahunku, sesuatu yang buruk telah terjadi, itulah yang menyebabkan aku kembali membuka laman blogku untuk menuliskan sesuatu yang aku pikir semua orang harus tahu kenyataannya suatu hari nanti.  Jakarta, 8 Februari 2022 Semua berawal pada kedekatanku dengan salah rekan kerjaku bernam

Magelang, 2023

 

ONE FINE DAY

        Jakarta, 13 Februari 2017          Cuaca : Gerimis         Mood  : Happy           H-1 Valentine's Day Gue kenal Val's Day waktu kelas satu smp. Waktu itu jam sekolah gue siang, di luar sekolah banyak tukangan yang jual bunga kertas warna  merah sama pink yang disemprot pake pengharum ruangan. Kocak banget deh kalo inget, bunga dari kertas krep. Berdasarkan majalah remaja yang gue baca saat itu, Val's Day adalah hari kasih sayang. Dan menurut sumber yang gue baca, banyak banget hal di luar negeri yang katanya menyimpan asal muasal Val's Day. But, faktanya...gue ga percaya hal-hal kayak gitu. Masuk di usia puber, gue melihat temen-temen gue diberi dan memberi hadiah coklat ke orang yang ditaksir. Kalau gue sih mendeskripsikan ini karena coklat rasanya pahit manis, jadinya ya merepresentasikan rasa cinta atau sayang ke seseorang dimana pasti gak bakal selalu berjalan mulus, ngaku...? Tapi kalau gue di masa puber ini melihat bisnis di musim Fe